62 Tahun Kisah Cinta PM Malaysia Mahathir Mohamad Begitu Manis, Tak Lekang Oleh Waktu

Dr Mahathir Mohamad bertemu dengan Siti Hasmah ketika keduanya menempuh pendidikan di King Edward Medical College yang ada di Singapura.

"Dia adalah satu-satunya murid cewek, mungkin itulah mengapa saya jatuh cinta padanya. Ada 6 orang cowok dan mereka semua selalu menolongnya membawakan tas (Siti Hasmah)," tutur perdana menteri yang disebut-sebut tertua di dunia ini.

Dr Mahathir mengakui bahwa ini bukanlah cinta pada pandangan pertama. Namun cinta yang sudah terpupuk seiring kedekatan mereka karena seringnya belajar bersama ketika di bangku kuliah.

"Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga dengan mayoritas cowok di dalamnya, jadi saya tidak tahu bagaimana memikat seorang perempuan. Saya memperhatikan beberapa teman menolongnya membawakan tas, saya jadi ikutan. Tapi saya selalu mengajarinya (ketika kita masih di bangku kuliah), mungkin itu yang membuat hubungan kita menjadi dekat." sambungnya.

Lalu apakah keduanya menikah muda?

Dr Mahathir dan Siti Hasmah memutuskan menikah ketika Mahathir berusia 30 tahun, sementara Siti Hasmah di usia 29 tahun. Pernikahan mereka bisa dikatakan sedikit 'delay' karena permintaan ayah Siti.

"Ayah saya tahu tentang hubungan kami, jadi satu hati dia memanggilku dan membicarakan tentang itu (pernikahan). Dia memintaku berjanji untuk menyelesaikan pendidikan sebelum menikah. Suamiku lulus tahun 1953 dan saya lulus tahun 1955. Satu tahun kemudian kita menikah," tutur Siti Hasmah. 

Apakah mereka juga seperti pasangan lainnya, saling cemburu?

Dr Mahathir mengaku pernah merasa cemburu ketika mereka masih muda dan sebelum menikah. Hal itu dirasakannya ketika melihat Siti Hasmah berbicara dengan pria lain.

"Ada satu momen ketika saya melihatnya berbicara dengan pria lain dan saya merasa cemburu. Sama dengan saya, dia juga cemburu ketika melihat saya dengan wanita lain. Tapi seiring berjalannya waktu, kita bisa saling mengerti bahwa tidak terjadi apa-apa antara kita dengan orang tersebut, itu sebabnya hubungan kita bertahan lama," tutur Dr Mahathir.

"Dulu ketika berada di Suria KLCC, ada sekelompok perempuan meminta berfoto dengannya (Mahathir) jadi saya harus bergeser beberapa langkah. Kebetulan saya melihat ke atas dan melihat beberapa pasang mata yang menonton. Mereka menertawakan situasi yang saya alami dan berteriak kepada saya, 'Apakah kamu tidak cemburu?', Saya hanya tertawa karena ini hal yang normal bagi saya. Saya tidak cemburu karena kita sudah saling mengerti satu sama lain," ucap Siti.

Ada satu pertanyaan yang bikin penasaran, bagaimana hubungan keduanya langgeng dan bisa dikatakan couplegoals yang tak lekang oleh waktu?

"Dia selalu protes ketika saya agak lama ( bersiap-siap untuk sebuah pertemuan). Kita sebagai wanita biasanya punya banyak barang seperti beberapa tas dan aksesoris supaya cocok dengan outfit yang akan kita kenakan," tutur Siti Hasmah.

Hal itulah yang membuat saya terlambat ketika saya mencari aksesoris yang pas. "Suami saya adalah orang yang terorganisir, setiap malam dia menyiapkan semua kebutuhan seperti pakaian dan sepatu untuk hari berikutnya," sambungnya.

"Sebagai seorang ibu kita memiliki sesuatu untuk dilakukan sebelum meninggalkan rumah, terutama di malam hari, saya memiliki kebiasaan mematikan semua lampu di setiap kamar sebelum pergi. Jadi saya selalu dimarahi dan ketika kita memasuki mobil dia akan sangat marah bahkan tidak akan menyapa orang lain," ungkap Siti.

"Namun saya menyadari kesalahan saya dan kita pun membiarkannya. Tetapi untuk menyelesaikan masalah 'lamban', saya memintanya untuk mematikan lampu," sambungnya.

Dr Mahathir adalah orang yang begitu tepat waktu, ia tidak bisa mengerti wanita di mana lipstik dan tas, harus cocok warnanya dengan sepatu yang dipakai.

"Karena dia begitu lamban, saya akan duduk di ruang ganti dan mencarikan apa yang ia butuhkan. Dari sepatu sampai dengan aksesoris dan tas, untuk memastikan dia siap lebih cepat," ucapnya sembari tersenyum.

Bagaimana cara mencegah terjadinya perceraian? Ini kata Dr Mahathir Mohamad.

Banyak beberapa pasangan yang memutuskan untuk bercerai. Hal itu membuat Mahathir merasa sedih dengan situasi yang terjadi saat ini. Baginya, perceraian akan merusak keharmonisan keluarga dan membawa lebih banyak masalah khususnya kepada anak-anak. Menurutnya hal ini terjadi mungkin ada perubahan nilai budaya.

"Dulu orang-orang menganggap perceraian adalah sesuatu yang buruk, tetapi saat ini di zaman modern perceraian dianggap hal yang normal. Ketika kami membangun rumah tangga dan memiliki anak, maka kami harus memahami bahwa kami memiliki tanggung jawab." tutur Dr Mahathir.

"Jika kita memiliki rasa tanggung jawab itu, kita akan mempertimbangkan kembali ketika berkelahi, bukan malah memutuskan untuk bercerai. Sangat menyedihkan melihat begitu banyak wanita menjadi ibu tunggal. Saya berasal dari keluarga konservatif. Bagi kami, kami hanya memiliki satu istri," tutupnya.

Bagaimana, kisah keduanya begitu menginspirasi kan?